Biar Tekor Asal Tersohor
Budaya politik pencitraan di indonesia sudah sangat membudaya dan menjadi sejarah yang cukup panjang, dan terjadi sejak zaman presiden Soekarno. Keberhasilan SBY pada pemilu 2009 dengan politik pencitraanya membuat semua orang latah untuk melakukanya,karena dianggap mampu memeberikan kemenangan instant walaupun harus merogoh kocek sangat dalam. semboyan "Biar tekor asal tersohor" bukanya tanpa masalah, semboyan ini telah melahirkan orang - orang yang tamak dan selalu memperkaya diri.
Sebenarnya presiden soekarno sudah memulai politik pencitraan ketika beliau menjabat sebagai kepala negara, namun yang di citra oleh beliau bukanlah dirinya tapi untuk mengangkat citra indonesia di mata dunia. ketika ekonomi masih amburadul dan banyaknya rakyat yang miskin beliau membangun begitu banyak bangunan mewah mulai dari monas,komplek senayan,hotel indonesia,jembatan semanggi,dll. demi meningkatkan citra indonesia di mata dunia.tentu saja hal ini dibutuhkan pengorbanan rakyat yang miskin menjadi lebih miskin.Saat ini politik pencitraan digunakaan untuk mengangkat citra seseorang di masyarakat,politik citra ini secara tidak langsung telah meningkatkan biaya kampanye para calon pemimpin negara sehingga menimbulkan hasrat balas dendam untuk mendapatkan uang yang telah mereka keluarkan.Banyaknya pemimpin daerah yang terjerat kasus korupsi menunjukkan betapa berbahayanya politik pencitraan untuk diterpakaan..
Sudah saatnya kita buang jauh - jauh semboyan "Biar tekor asal tersohor" dari diri kita, karena akan meninbulkan berbagai masalah pada diri kita dan negara. Pembatasan biaya kampanye wajib dilakukan dan di legalisasikan apa undang - undang pilkada agar tidak terjadi lagi hasrat balasa dendam untuk mendapatkan balik modal.
follow me on twitter @ihsanamuslim