Shalat Kok Egois
Saya yakin, shalat adalah formula yang tepat untuk mempersatukan umat, merubah prilaku menjadi baik, bahkan dalam quran dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.Namun, fenomena barusan tadi, shalat jumat di kampung saya, akan mewakili kurangnya pemahaman umat tentang shalat tadi. Saya tadi telat datang shalat. Sehingga saya menempati posisi dibelakang (kira2 shaf ke 4 dari belakang).
Setelah iqamah dikumandangkan, mulailah kami berdiri dan siap melaksanakan shalat. Pasti kita tahu, shaf belakang tak kebagian karpet sajadah. Maka saya sudah bawa sajadah dari rumah terlebih dahulu. Dan saya lihat sebelah kanan-kiri saya adalah bapak2 yang tidak membawa sajadah. Maka saya bentangkan ke kanan sajadah saya.
Jadi saya membagi kain untuk tempat sujud itu. Sebelum shalat, merapikan shaf, saya melihat kanan-kiri dan depan saya. mencengahkan. Saya melihat mereka yang membawa sajadah tak mau berbagi dengan jamaah di dekatnya. saya tersadar. Inilah keadaan umat saat ini. Saya yakin, takmir masjid sudah mengepel lantai masjid, dan jamaah tak perlu takut akan kesucian dan kebersihan lantai masjid.
Jadi saya membagi kain untuk tempat sujud itu. Sebelum shalat, merapikan shaf, saya melihat kanan-kiri dan depan saya. mencengahkan. Saya melihat mereka yang membawa sajadah tak mau berbagi dengan jamaah di dekatnya. saya tersadar. Inilah keadaan umat saat ini. Saya yakin, takmir masjid sudah mengepel lantai masjid, dan jamaah tak perlu takut akan kesucian dan kebersihan lantai masjid.
Yaa, inilah kelemahan kita. Dikeadaan shalatpun kita masih saja mengedepankan diri kita.Bukankah tak sempurna iman seseorang sebelum mencintai saudaranya yang lain. Tak usahlah mencintai, pedulilah saja. Yaa, peduli.
Arif Setiyanto dan kekhawatiran umat.