Permen Kepemimpinan
Masa – masa kampanye di pemira UNJ telah usai. Debat kandidat yang selama ini hanya sebagai ajang reality show saja memang harus berbenah diri. Salah satunya adalah melalui diri sang panelis. Kita sepakat bahwa tidak semua orang memiliki kecerdasan kognitif. Bisa jadi ia cerdas dalam aspek psikomotorik ataupn afektif. Sudah menjadi tugas para panelis agar memancing para masing – masing calon untuk mengeluarkan semua kecerdasan mereka baik dari aspek kognitif , afektif , ataupun psikomotorik.
Debat kandidat identik dengan sesi tanya jawab antara panelis dan kandidat , penonton dengan kandidat. Tidak lebih dari itu, selalu saja sama. Padahal hari telah berganti hari tahun telah berganti tahun. Namun Manusia tidak menunjukkan perkembangan dan kreatifitasnya. Penulis akan menjabarkan apa yang penulis lakukan ketika diminta menjadi panelis dalam debat kandidat fisika untuk tema kepemimpinan.
Biasanya dalam debat kandidat produk yang dihasilkan adalah janji – janji kampanye yang belum tentu direalisasikan oleh para kandidat. Kita butuh sedikit kreatifitas agar produk yang dihasilkan bukanlah daftar janji – janji tetapi sesuatu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu cara yang penulis lakukan adalah dengan cara memberikan tanggung jawab kepada para kandidat untuk menjadi penjual permen. Mungkin hal ini sudah pernah kalian dengar ataupun lakukan langsung. Tapi kegiatan ini perlu dimodifikasi agar bisa melihat kompetensi para kandidat secara keseluruhan. Berikut rincian kegiatan dan hikmah dalam kegiatan penjual permen.
Pertama, Dalam kegiatan ini setiap kandidat kita berikan permen yang nantinya akan dijual kepada masyarakat umum dengan beberapa peraturan tertentu. Untuk jumlah permen dan target penjualan bisa kita tentukan sendiri dan disesuaikan dengan apa yang kita butuhkan. Begitu juga dengan lamanya waktu & peraturan yang kita berikan. Pada saat itu menulis memberikan permen masing – masing 2 buah kepada para kandidat dengan target penjualan min 10.000 rupiah dalam waktu 10 menit. Peraturan yang diberikan adalah para kandidat tidak boleh menjual dengan penjelasan untuk agenda sosial , dan pemira. Saya tekan kembali disini. Ini adalah menjual. Bukan berhutang. Jadi masing – masing kandidat tidak bisa juga memakai alasan “uangnya nanti akan diganti.”
Fase pertama adalah pemberian masalah, setiap kandidat kita berikan masalah yaitu permen yang berharga murah. Namun mereka harus menjualnya dengan harga yang tinggi sampai 50x lipat harga aslinya.
Kedua, ketika melakukan penjualan masing – masing kandidat akan ditemani oleh 2 orang tim sukses mereka. Lalu kita beri waktu 10 detik untuk masing – masing kandidat menentukan pilihan siapa yang akan mendampinginya dalam melakukan penjualan. Fase ini untuk melihat bagaimana pemimpin menentukan pilihan yang tepat untuk masalah yang ada. Kita akan melihat mana pemimpin yang kebingungan , mana pemimpin yang benar – benar paham akan kemampuan teman – temanya.
Ketiga, setiap kandidat akan ditemani oleh perwakilan panitia kpu untuk mengawasi apa saja yang dilakukan kandidat ketika berjualan. Pengawas ini bersikap pasif, atau cukup mengikuti saja tanpa memberikan interfensi apapun.mereka cukup menceritakan kembali kepada panelis apakah para kandidat melanggar peraturan – peraturan yang telah ditentukan.
Pada fase ini kita akan melihat siapa yang mengatur strategi terlebih dahulu, siapa yang langsung bergerak tanpa arah. Karena kegiatan masing – masing kandidat tidak akan terlihat oleh panelis. Untuk penilaian dalam fase ini Panelis mengandalkan masing – masing kandidat untuk menceritakan kembali kegiatan mereka dan laporan dari pengawas yang kita tunjuk dari perwakilan KPU.
Keempat, setelah habis waktu 10 menit / mereka menyelesaikan tugasnya. Kita meminta masing –masing kandidat untuk menceritakan kembali apa yang mereka lakukan mulai dari awal hingga mereka berhasil menjual kedua permenya. Kita akan mendapatkan gambaran lengkap tentang kegiatan mereka dilapangan.
Pada fase ini kita juga akan mengetahui bagaimana cara seorang pemimpin mendeskripsikan sesuatu. Penilaian ini penting, karena keahlian dalam komunikasi adalah syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pengawas dari kpu kita gunakan sebagai back up cerita. Karena bisa saja para kandidat berbohong ketika menceritakan kembali apa yang mereka lakukan.
Dari cerita yang disampaikan, panelis dapat menganalisis beberapa hal seperti bagaimana kandidat menentukan tujuan , berkomunikasi dengan masyarakat , dan berkreatifitas dalam menjual permen yang nilai jualnya rendah menjadi tinggi.
Kelima, fase terakhir panelis bisa berkspolrasi sesuai dengan kebutuhan apa yang mau digali dari masing – masing kandidat. Agar ada produk yang dihasilkan kita tinggal menanyakan kepada para kandidat, uang hasil penjualan akan mereka gunakan untuk apa? Dalam hal ini kita akan melihat kencenderungan sosial sang kandidat. Apakah untuk kegiatan sosial/ yang lainya.namun hal yang paling penting dalam fase ini adalah panelis harus memberikan catatan – catatan kepada kandidat tentang hikmah dan pelajaran yang telah mereka praktikan.
Hasil dari Kegiatan ini diharapkan para pemilih bisa lebih tercerahkan dalam menentukan pilihanya. Karena mereka melihat langsung bagaimana masing – masing kandidat menyelesaikan tanggung jawab yang telah panelis berikan. Selain itu akan ada produk yang dihasilkan, yaitu sejumlah dana yang dapat digunakan untuk melakukan sesuatu. Semoga mengispirasi, silahkan bereksplorasi. Salam kreatifitas.