Belajar dari Bangsa lain Bag.3
Assalamu’alaikum, saya akan sambung kultwit bagaimana menjadi bangsa pintar, selamat mengikuti
@HeppyTrenggono
- Hidup itu seperti permainan. Sebagaimana layaknya sebuah permainan, pasti ada pemain & ada jg penonton
- menjadi pemain jauh lebih mulia ketimbang sebagai penonton
- Tanggung jawab pemain & penonton itu beda. Pemain tak sekadar bertindak u/ dirinya tapi jg u/ pihak lain
- pemain hrs berjuang di lapangan, peras otak, kucurkan keringat, kerahkan tenaga, & sering cedera u/ memenangkan pertandingan
- di luar arena pertandingan, pemain dituntut u/ selalu disiplin & serius dlm berlatih
- menjadi pemain ataupun penonton adalah pilihan. Kita berhak memilih salah satunya
- yg perlu kita ingat, seorang pemain berhak mendapat bayaran, sebaliknya penonton justru membayar ongkosnya
- dan tentu saja, piagam penghargaan selalu diperuntukkan buat pemain, bukan diberikan kepada penonton
- menjadi pemain adalah karakteristik bangsa pintar, sedangkan menjadi penonton adalah ciri bangsa bodoh
- Jika ingin memperjuangkan & mewujudkan nilai yg menjadi cita2 berbangsa & bernegara, maka kita hrs menjadi pemain, bukan
- Pemain memperjuangkan cita2 berbangsa & bernegara. berperan penting & strategis dlm aspek: ekonomi, sosial, budaya, politik, & keamanan
- memposisikan bangsa Indonesia sbg pemain bukanlah pekerjaan baru, karena kita sesungguhnya adalah bangsa pemain di tingkat
- Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945, adalah bukti bahwa Indonesia merupakan pemain di kancah internasional
- Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1955 di Bandung jg bukti bahwa bangsa Indonesia adalah pemain
- .Indonesia saat ini sedang terpuruk. Namun demikian kita tdk boleh bersedih & berpangku tangan. Kita harus bangkit & menjadi pemain!
@HeppyTrenggono