Bahasa dan Cinta
Oleh : Andi Ryansyah
Bahasa Indonesia miskin akan istilah
cinta. Rindu, kasih, sayang, suka, khawatir, harap, dan risau masuk ke dalam
satu kata yaitu cinta. Lantas apakah kita bisa menilai cinta itu baik atau
buruk? Cinta ini buta. Bukan seseorang bunuh diri karena tak memiliki, kawin
lari karena tak direstui, atau mengkhianati sahabat karena cinta kepada
pasangan sahabatnya, melainkan tak tahu cinta yang seterangnya.
Ada 50 istilah cinta dalam bahasa
Arab diantaranya Al-‘Isyqu (cinta
yang meluap-luap), Al-Alaqah (cinta,
hubungan, segumpal darah), Asy-Syajwu (cinta
yang berujung dengan kesedihan atau kegelisahan), Al-Wahl (takut, gemetar), At-Tabbalah
(derita cinta), Al-Junun (gila, tidak waras),
dan At-Ta’abbud (Penghambaan)*
Al-‘Isyqu adalah
istilah cinta terburuk dan penggunaannya tidak disukai orang-orang Arab. Seolah-olah
mereka menyembunyikan kata ini dan tidak digunakan dalam bahasa resminya. Hanya
manusia zaman sekarang yang suka menggunakan kata ini. Seorang penyair pernah
berkata,
Apa sulitnya bagi seorang pendusta
untuk berkata, padamu kuserahkan cinta
dia berkata sebenarnya engkaulah kekasihku
sekalipun tak ada ketulusan pada dirimu
Al-Alaqah
bisa juga dibaca Al-Aliqu yang
berarti mencintai dengan segenap hati. Hati selalu ingin berhubungan dengan
yang dicintai. Dalam syair dikatakan,
Hubungan antara ibu dan sang putra
laksana uban yang bercampur rambut hitam
Al-Wahl dapat terjadi ketika tiba-tiba
orang yang mencintai melihat orang yang dicintai. Ia akan terpesona,
terperangah, dan berubah rona wajahnya. Tak sepatah kata terucap dari lidahnya.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Karena keindahan yang menguasai hati. Hati yang
dikuasai menjadi tawanan. Tentu tawanan akan gemetar menghadapi penawannya. Seorang
penyair berkata,
Tanda cinta yang menyusup ke dalam hati
ada yang berubah jika dia melihat yang dicintai
At-Tabbalah dari kata tabala, yang artinya dibuat binasa.
Menurut Al-Jauhary, tabalahum ad-dahru
yang artinya waktu telah membinasakan mereka. Syair Ka’b bin Zuhair bin Abu
Sulma berbunyi,
Kebahagian hatiku hari ini menjadi derita
terikat dan terbelenggu karenanya
Al-Junun dapat terjadi karena cinta. Cinta manusia yang menggelora dan berlebihan akan menutup akal,
sehingga tidak bisa berpikir secara sadar dalam membedakan hal-hal yang baik
atau buruk. Dikatakan dalam syair,
Engkau gila karena orang yang dicinta
cinta yang membara lebih nyata dari gila
bara itu tidak padam sepanjang masa
orang gila menggelepar
kapan pun juga.
At-Ta’abbud adalah puncak cinta dan
ketundukan. Cinta kepada yang menciptakannya adalah fitrah manusia. “Tidak
Kuciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah (cinta) kepada Ku.” (Az-Zariyat:
56). Visi cinta yang mulia apabila manusia
cinta karena Allah, dengan cara Allah, dan mengharap ridha Allah. Sejarah mengenang satu kata cinta dari Bilal
bin Rabah yaitu Ahad.
“Miskin bahasa cinta bukan berarti Indonesia miskin cinta”
*Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. 2012.Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu. Bekasi. Darul Falah.