Masa Muda, Saatnya Bernarsis-ria
Kata-kata dosen saya, Pak Syukri, ketika yudisium 10 Ramadhan masih selalu kuingat, “Paling tidak 5 tahun sekali kamu harus membuat sesuatu yang berharga dan membanggakan dalam sejarah hidupmu, kalau tidak, berarti kamu memang tidak pantas jadi orang besar!”
Itu kata-kata beliau katakan di depan anak-anak muda berumur antara 18-20 tahun, sebuah motivasi untuk anak-anak muda itu untuk berbuat dan meraih impian mereka, selagi umur masih muda dan belum terbebani dengan tanggungjawab macam-macam, saat masih bisa fokus untuk melukiskan apa saja dalam sejarah hidup mereka.
Ketika duduk di balkon rumah, saya melihat anak-anak SD dengan penuh semangat menenteng tas dan botol minum berjalan ke sekolah. Mereka berlarian mengejar cita-cita dan impian yang menunggu mereka di ujung jalan sana. Delapan belas tahun lalu saya juga begitu. Saat pertama saya menginjakkan kaki di sekolah, saya dan teman-teman sebaya selalu berfikir dan bercita-cita tinggi. Kadang-kadang ,kalau saya ingat lagi sepertinya terlampau muluk, bodoh sekali, cita-cita aneh, tidak mungkin bisa saya raih. Seiring saya dewasa, sedikit demi sedikit cita-cita “panas” itu buram dan sampai akhirnya hilang ditelan tembok-tembok sekolah.
Kadang-kadang ingin kembali lagi ke masa-masa SD yang innocent itu, penuh keindahan, banyak malaikat, tidak ada lust, yang ada love, tidak ada cemburu, tidak ada beban, dimana-mana hanya senyuman, biarpun sekali-kali muka black and blue karena berantem di lapangan sekolah. Namun, hari-hari itu sangat indah. Kalau 24 tahun harus memilih kapan hari paling indah, itulah masa anak-anak.
Tapi sekarang itu tinggal cerita indah, kenangan manis dalam hidup, tidak mungkin kembali ke sana lagi. Sekarang masa muda, sebentar lagi akan masuk “dunia baru”, cepat atau lambat masa muda akan mengucapkan selamat tinggal. Rasanya cepat sekali masa muda berlalu, padahal belum berbuat apa-apa. Tapi belum terlambat kalau mau berbuat! Sebelum masa muda hilang dan kamu akan menyesalinya besok hari, seperti kamu menyesali kenapa dulu tidak benar-benar menikmati masa kecil. Silahkan buat apa yang bisa membuat kamu tersenyum besok, dan bisa menjadi cerita indah buat anak cucumu.
Kalau dulu Rasulullah selalu membanggakan anak muda, karena mereka memiliki semua, akal yang sehat, badan yang kuat, pikiran masih jernih, beban dan tanggungjawab hidup juga belum besar, maka tidak aneh kalau anak muda didikan beliau bisa mejadi panglima perang pada umur 18 tahun. Padahal dalam pasukan itu ada Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Khalid bin Walid, Amru bin Ash, dan Sa’ad bin Abi Waqqash! Dialah teladan anak muda, Usamah bin Zaid. Tidak aneh juga kalau ada anak muda paling keren, paling genteng, paling disukai semua wanita se-kota Madinah, paling kaya, dan terkenal hidupnya penuh glamor, bisa meninggalkan itu semua demi menjadi teladan besok hari untuk para anak muda, dialah Mush’ab bin Umair.
Presiden Soekarno yang disebut salah satu dari dua raja orator di Asia tahun 1950-an (Ir. Soekarno dan Syaikh Dr. Musthafa As Siba’i) mengatakan, “Berikan saya 10 pemuda, akan kugoncangkan dunia!”
Begitu dahsyatnya masa muda, mau diapakan saja bisa selama anak muda di tangan, source of power yang tidak bisa dikalahkan oleh nuklir sekalipun!
Ada 7 golongan yang besok hari kiamat dapat “payung” khusus dari Allah, disaat matahari tepat sejengkal di atas kepala. Tidak usah dibayangkan bagaimana matahari sejengkal di atas kepala, Allah Maha Kuasa melsayakan apa saja. Salah satu dari 7 itu adalah anak muda yang menjaga diri dari maksiat kepada Allah padahal dia mampu melakukan apa saja dengan apa yang dia miliki. Kalau orang tua yang sudah bau tanah baik, sopan, itu wajar, udah bau tanah, mau mikirin apa lagi dia kalau bukan PDKT ke Allah! Tapi kalau ada anak muda, keren, cool, cantik, pinter, kaya, tapi menjauhi maksiat…. itu baru keren.
Old Chinese wiseman mengatakan, “Kalau mau melihat masa depan sebuah bangsa, lihat apa yang dibaca anak mudanya saat ini.” Wallahi, anak muda memang decision maker sebuah bangsa, mau dibawa kemana bangsa kita besok, semua ada di tangan anak muda sekrang. Orang tua hari ini mereka itu anak muda kemaren, dan besok mereka akan masuk kuburan, giliran kita! Mau ngapain kita besok? Mau diapakan itu bangsa besok? Anak muda asset yang tak tertandingi.
Di dunia, yang cuma panggung sandiwara tapi nyata, Tuhan memberikan masa kecil, masa muda, dan masa tua. Seharusnya kita harus benar-benar memerankan setiap peran dengan sebaik-baiknya, jadilah anak kecil yang baik, jadilah anak muda yang cool, jadilah orang tua yang bisa diteladani. Setiap peran yang kita lakoni akan diminta pertanggungjawaban besok. Manusia tidak akan bisa masuk “timbangan” amalan besok sebelum ditanya 4 hal, salah satunya “Umurmu di dunia, ngapain saja kamu!” 20 tahun? 40 tahun? 60 tahun? 90 tahun? Setiap detik dari 90 tahun harus dipertanggung-jawabkan!
Mampus deh lo kalau nggak bisa jawab itu pertanyaan!
Apaan jadi anak muda cuma hidup biasa-biasa saja? Tidak ada prestasi apa-apa! Kalau mati nggak ada yang bisa ingat! Jadi anak muda itu harus keren, cool, berprestasi, kreatif, inovatif, nggak kayak bebek, ikut-ikutan!
Apaan jadi anak muda cuma petatang-petenteng nggak jelas? Hidup, sekolah,dapat ijazah, nikah, bikin anak, mati! Apaan jadi Muslim kayak gitu?
Jadi anak muda Muslim itu ada rumusannya, Rasulullah bilang, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Kalau harimau mati meninggalkan belang, anak muda Muslim mati jangan cuma ninggalin batu nisan, tapi ninggalin jasa, teladan, dan kebaikan untuk generasi selanjutnya.
Swear, biarpun saya belum merasakan masa tua, ngurusin anak istri, tapi saya yakin kamu bakalan nyesal besok kenapa masa muda yang produktif hanya dilewati dengan pacaran, ngumpulin masalah, dan dosa. Penyesalan itu akan mahal sekali harganya, karena masa muda tidak akan bisa kembali lagi. Kalau sudah tua, baru sadar kehilangan kesempatan, baru kamu akan mengatakan “Seandainya saya bisa kembali ke masa muda, sehari saja….akan ku manfaatkan sebaik mungkin!”. Pasti, pasti kata-kata itu akan kamu katakana, just wait and see!
Mumpung sekarang kamu masih punya ribuan hari di masa muda, kenapa tidak dimanfaatkan? Kenapa dilewatkan begitu saja? Jangan sampai kamu mengatakan besok seperti apa yang dikatakan orang-orang Kafir dalam Neraka, “Seandainya dulu saya beriman..…ya Tuhan, kembalikan saya sesaat saja ke dunia, maka saya akan beriman dan beramal shaleh!” Semua sudah terlambat, semua tertutup, semua sudah lewat, tidak bisa direplay lagi.
Mumpung masih muda, tulislah setiap detik sejarah hidupmu dengan tinta emas, jangan sampai noda hitam mengotori keindahan masa muda itu. Sultan Muhammad Al Fatih “The Conqueror”, menaklukkan Bizantium saat berumur 21 tahun, padahal selama 5 abad penglima-panglima perang besar berusaha menembus benteng Romawi itu, tapi semua gagal. Namun, anak muda ini bisa menorehkan tinta emas di situ, dan menulis namanya sepanjang masa Muhammad Al Fatih “The Conqueror”! Bahkan, Alexander the Great, menundukkan setengah dunia di bawah kakinya sebelum dia berumur 33 tahun!
Banyak banget anak muda yang mengukir hal yang sama, dalam bidang mereka masing-masing. Kenapa kamu dan saya tidak menjadi salah satunya? Let’s do it, belum terlambat!
Saief Alemdar, Lc
Itu kata-kata beliau katakan di depan anak-anak muda berumur antara 18-20 tahun, sebuah motivasi untuk anak-anak muda itu untuk berbuat dan meraih impian mereka, selagi umur masih muda dan belum terbebani dengan tanggungjawab macam-macam, saat masih bisa fokus untuk melukiskan apa saja dalam sejarah hidup mereka.
Ketika duduk di balkon rumah, saya melihat anak-anak SD dengan penuh semangat menenteng tas dan botol minum berjalan ke sekolah. Mereka berlarian mengejar cita-cita dan impian yang menunggu mereka di ujung jalan sana. Delapan belas tahun lalu saya juga begitu. Saat pertama saya menginjakkan kaki di sekolah, saya dan teman-teman sebaya selalu berfikir dan bercita-cita tinggi. Kadang-kadang ,kalau saya ingat lagi sepertinya terlampau muluk, bodoh sekali, cita-cita aneh, tidak mungkin bisa saya raih. Seiring saya dewasa, sedikit demi sedikit cita-cita “panas” itu buram dan sampai akhirnya hilang ditelan tembok-tembok sekolah.
Kadang-kadang ingin kembali lagi ke masa-masa SD yang innocent itu, penuh keindahan, banyak malaikat, tidak ada lust, yang ada love, tidak ada cemburu, tidak ada beban, dimana-mana hanya senyuman, biarpun sekali-kali muka black and blue karena berantem di lapangan sekolah. Namun, hari-hari itu sangat indah. Kalau 24 tahun harus memilih kapan hari paling indah, itulah masa anak-anak.
Tapi sekarang itu tinggal cerita indah, kenangan manis dalam hidup, tidak mungkin kembali ke sana lagi. Sekarang masa muda, sebentar lagi akan masuk “dunia baru”, cepat atau lambat masa muda akan mengucapkan selamat tinggal. Rasanya cepat sekali masa muda berlalu, padahal belum berbuat apa-apa. Tapi belum terlambat kalau mau berbuat! Sebelum masa muda hilang dan kamu akan menyesalinya besok hari, seperti kamu menyesali kenapa dulu tidak benar-benar menikmati masa kecil. Silahkan buat apa yang bisa membuat kamu tersenyum besok, dan bisa menjadi cerita indah buat anak cucumu.
Kalau dulu Rasulullah selalu membanggakan anak muda, karena mereka memiliki semua, akal yang sehat, badan yang kuat, pikiran masih jernih, beban dan tanggungjawab hidup juga belum besar, maka tidak aneh kalau anak muda didikan beliau bisa mejadi panglima perang pada umur 18 tahun. Padahal dalam pasukan itu ada Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Khalid bin Walid, Amru bin Ash, dan Sa’ad bin Abi Waqqash! Dialah teladan anak muda, Usamah bin Zaid. Tidak aneh juga kalau ada anak muda paling keren, paling genteng, paling disukai semua wanita se-kota Madinah, paling kaya, dan terkenal hidupnya penuh glamor, bisa meninggalkan itu semua demi menjadi teladan besok hari untuk para anak muda, dialah Mush’ab bin Umair.
Presiden Soekarno yang disebut salah satu dari dua raja orator di Asia tahun 1950-an (Ir. Soekarno dan Syaikh Dr. Musthafa As Siba’i) mengatakan, “Berikan saya 10 pemuda, akan kugoncangkan dunia!”
Begitu dahsyatnya masa muda, mau diapakan saja bisa selama anak muda di tangan, source of power yang tidak bisa dikalahkan oleh nuklir sekalipun!
Ada 7 golongan yang besok hari kiamat dapat “payung” khusus dari Allah, disaat matahari tepat sejengkal di atas kepala. Tidak usah dibayangkan bagaimana matahari sejengkal di atas kepala, Allah Maha Kuasa melsayakan apa saja. Salah satu dari 7 itu adalah anak muda yang menjaga diri dari maksiat kepada Allah padahal dia mampu melakukan apa saja dengan apa yang dia miliki. Kalau orang tua yang sudah bau tanah baik, sopan, itu wajar, udah bau tanah, mau mikirin apa lagi dia kalau bukan PDKT ke Allah! Tapi kalau ada anak muda, keren, cool, cantik, pinter, kaya, tapi menjauhi maksiat…. itu baru keren.
Old Chinese wiseman mengatakan, “Kalau mau melihat masa depan sebuah bangsa, lihat apa yang dibaca anak mudanya saat ini.” Wallahi, anak muda memang decision maker sebuah bangsa, mau dibawa kemana bangsa kita besok, semua ada di tangan anak muda sekrang. Orang tua hari ini mereka itu anak muda kemaren, dan besok mereka akan masuk kuburan, giliran kita! Mau ngapain kita besok? Mau diapakan itu bangsa besok? Anak muda asset yang tak tertandingi.
Di dunia, yang cuma panggung sandiwara tapi nyata, Tuhan memberikan masa kecil, masa muda, dan masa tua. Seharusnya kita harus benar-benar memerankan setiap peran dengan sebaik-baiknya, jadilah anak kecil yang baik, jadilah anak muda yang cool, jadilah orang tua yang bisa diteladani. Setiap peran yang kita lakoni akan diminta pertanggungjawaban besok. Manusia tidak akan bisa masuk “timbangan” amalan besok sebelum ditanya 4 hal, salah satunya “Umurmu di dunia, ngapain saja kamu!” 20 tahun? 40 tahun? 60 tahun? 90 tahun? Setiap detik dari 90 tahun harus dipertanggung-jawabkan!
Mampus deh lo kalau nggak bisa jawab itu pertanyaan!
Apaan jadi anak muda cuma hidup biasa-biasa saja? Tidak ada prestasi apa-apa! Kalau mati nggak ada yang bisa ingat! Jadi anak muda itu harus keren, cool, berprestasi, kreatif, inovatif, nggak kayak bebek, ikut-ikutan!
Apaan jadi anak muda cuma petatang-petenteng nggak jelas? Hidup, sekolah,dapat ijazah, nikah, bikin anak, mati! Apaan jadi Muslim kayak gitu?
Jadi anak muda Muslim itu ada rumusannya, Rasulullah bilang, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Kalau harimau mati meninggalkan belang, anak muda Muslim mati jangan cuma ninggalin batu nisan, tapi ninggalin jasa, teladan, dan kebaikan untuk generasi selanjutnya.
Swear, biarpun saya belum merasakan masa tua, ngurusin anak istri, tapi saya yakin kamu bakalan nyesal besok kenapa masa muda yang produktif hanya dilewati dengan pacaran, ngumpulin masalah, dan dosa. Penyesalan itu akan mahal sekali harganya, karena masa muda tidak akan bisa kembali lagi. Kalau sudah tua, baru sadar kehilangan kesempatan, baru kamu akan mengatakan “Seandainya saya bisa kembali ke masa muda, sehari saja….akan ku manfaatkan sebaik mungkin!”. Pasti, pasti kata-kata itu akan kamu katakana, just wait and see!
Mumpung sekarang kamu masih punya ribuan hari di masa muda, kenapa tidak dimanfaatkan? Kenapa dilewatkan begitu saja? Jangan sampai kamu mengatakan besok seperti apa yang dikatakan orang-orang Kafir dalam Neraka, “Seandainya dulu saya beriman..…ya Tuhan, kembalikan saya sesaat saja ke dunia, maka saya akan beriman dan beramal shaleh!” Semua sudah terlambat, semua tertutup, semua sudah lewat, tidak bisa direplay lagi.
Mumpung masih muda, tulislah setiap detik sejarah hidupmu dengan tinta emas, jangan sampai noda hitam mengotori keindahan masa muda itu. Sultan Muhammad Al Fatih “The Conqueror”, menaklukkan Bizantium saat berumur 21 tahun, padahal selama 5 abad penglima-panglima perang besar berusaha menembus benteng Romawi itu, tapi semua gagal. Namun, anak muda ini bisa menorehkan tinta emas di situ, dan menulis namanya sepanjang masa Muhammad Al Fatih “The Conqueror”! Bahkan, Alexander the Great, menundukkan setengah dunia di bawah kakinya sebelum dia berumur 33 tahun!
Banyak banget anak muda yang mengukir hal yang sama, dalam bidang mereka masing-masing. Kenapa kamu dan saya tidak menjadi salah satunya? Let’s do it, belum terlambat!
Saief Alemdar, Lc
Artikel
yang sedang Anda baca saat ini merupakan salah satu kontribusi karya
tulis yang dikirimkan ke redaksi Pena Aksi. Ingin berpartisipasi? Ikuti
petunjuknya di sini.