Mencari Tiga Puluh Cahaya #1
Tatapanku tetap terpanah pada akhwat Jilbab Ungu, yang baru saja turun dari tangga Masjid Ulul Albab. Seakan jarum jam diisuruhnya berhenti, enggan membentuk 2πr. Maka, hadirlah pertanyaan itu. siapa namanya, dan jurusan apa. Pikiranku menjalar secara paralel ke kerangka kepalaku. Dan muatan pertanyaan itu pecah oleh langkahnya yang bertolak dari MUA setelah menggunakan sepatunya. Anggun dan rapi. Paras cantiknya seakan ditutup oleh Jilbab Ungu yang panjang, tak rela jika semua makhluk bisa memandangnya. Wajahnya tertunduk, seakan mengakui akan kelemahan dimata Tuhannya.
Pikiranku tentang akhwat ungu, mulai pudar seiring tugas-tugas kuliah yang menggusur waktu luangku. Apalagi laporan praktikum yang menjadi tradisi bagi mahasiswa baru Fakultas MIPA. Namun, kampus ini terlalu sempit untuk menyetujui kelupaanku pada akhwat ungu. terlalu kecil untuk bersembunyi dari lintasan auranya. Terkadang, aku bertemu dia saat dirinya rapat di saung depan senat jurusan biologi, di depan pintu senat fakultas, diteras MUA.
******
Ini adalah kesempatan yang kesekian kali aku bertemu dengan akhwat ungu. Namun, pertama kalinya lebih dekat dengan dirinya. Yaa, aksi mahasiswa menentang korupsi. Dia ada di sebelah kiriku sambil membawa postes. Dan dia tersenyum, seakan sudah kenal denganku.
“afwan, antum Air kan? Air Setiyawan?” tanyanya.
“iya, ada apa? ”, tanyaku balik sambil menatapnya dengan penuh cermat.
“antum yang nulis artikel ‘berdakwah lewat ledakan’ itukan?” Jelas akhwat ungu.
“iya. Memang kenapa mbak?” kataku, dengan dialek jawa yang susahku atur. masih saja aku memandangnya, seakan tak rela ku sia-siakan.
“ bagus banget lho akh. Sampai-sampai ana jadikan materi untuk mentoring. ana takjub banget akh!”
“mentoring istiqamah?”
“iya”, ucapnya ringan
Subhanallah! Dari wajahnya terlihat dia seangkatan denganku. Bahkan, kalau boleh jujur, lebih muda dari wajahku yang agak menghitam yang belum beradaptasi di kota ini. Namun, ternyata dia adalah sang pembina dari mentoring “istiqomah”. kelompok mentoring yang memenangi tilawah al-quran dan halaqah terajin saat Pekan Temu Mentoring 2010. Ketika salah satu anggota kelompok memberikan ucapan terima kasih. Diceritakan singkat bahwa sang pembina mengisi mentoring dalam dua kali sepekan. Sekretaris senat jurusan, dan kepala departemen kaderasasi LDK fakultas. Namun, dia tak pernah mengeluh, bahkan IPKnya sekarang hampir 3, 5.
Menajubkan katanya! “seseorang yang menajubkan takjub denganku” yang sebenarnya terinspirasi dari bagian buku “La tahzan” karya fenomenal DR.’Aidh Al-Qarni. Buku yang kubeli setengah harga di bazaar akbar karena cacat cetak. Bahasa tulisan yang diedit dharma, ketikan computer Senat Fisika, print-an gratis hasil negoisasi dari ketua umumnya, dan juga lupa minta stempel perizinan publikasi dari Fakultas. Sangat kontras untuk dikatakan “bagus banget” oleh seseorang yang sangat terhormat. akhwat ungu.
Lamunan itu pecah setelah pekikan jargon kebanggaan mahasiswa dari sang koordinator lapangan. Dan kusadari akhwat Jilbab Ungu telah mendahuluiku jauh. tertinggal satu pertanyaan, “siapakah namanya?”. Panasnya bola matahari seolah tak merelakan, aku meneruskan lamunan ini.
******* (Bersambung)
Arif Setiyanto | Kontributor Kolom Cembung PenaAksi[dot]com