Membangun wilayah perbatasan, menjaga keutuhan bangsa
Para dai memiliki peran penting dari proses pembangunan negeri ini. Mereka adalah mitra pemerintah, terutama dalam meningkatkan kualitas SDM anak bangsa. Melalui perjuangan mereka inilah umat akan tercerahkan, maju, dan bermartabat. Tidak jarang para dai itu menjadi tempat mengadu dan tumpuan harapan masyarakat untuk menyelesaikan problem hidupnya ketika jaringan birokrasi pemerintah tidak mampu menjangkau mereka. Bahkan di wilayah-wilayah perbatasan mereka menjadi salah satu kekuatan untuk turut menjaga keutuhan bangsa ini.
Dai Hidayatullah Sebatik : Membina “Warga Negara Tanpa Negara”
Berada di bilangan Sungai Nyamuk, Aji Kuning, Desa Sungai Pancang, Pondok Pesantren Hidayatullah Pulau Sebatik menempati posisi yang cukup menantang untuk menggalakkan dakwah Islam. Bisa dikatakan dakwah Islam di Sebatik masih jalan di tempat. Walaupun hampir 100 persen penduduknya muslim, tetapi tradisi kesyirikan berkembang subur. Hal ini terjadi karena minimnya tenaga dai. Keadaan ini yang kemudian membuat kegiatan pembinaan, pendidikan, dan dakwah menjadi tersendat.
Di desa Aji Kuning sedikitnya terdapat 300 kepala keluarga yang berada di daerah garis perbatasan Indonesia dan Malaysia. Di sini kita bisa menyaksikan rumah yang ruang tamunya berada di Indonesia, tapi dapurnya ada di Malaysia. Batas negara pun hanya berupa patok beton yang ditanam setinggi mata kaki. Karena itulah mereka sering disebut sebagai “warga negara tanpa negara”. Walaupun secara adminisratif mereka adalah warga negara Indonesia, tetapi hampir semua kebutuhannya tergantung kepada negara tetangga itu.
Geliat Dakwah di Bumi Cendrawasih
Hidayatullah mulai masuk Irian pada tahun 1989 di Manokwari dan Sorong. Dan sejak tahun 1992 dilakukankan pengiriman petugas ke Irian secara besar-besaran. Waktu itu sekitar tiga puluh orang yang terdiri 4 keluarga dan empat petugas bujang dikirim di pulau sarang OPM ini. Sebelum pemekaran wilayah pada tahun 2000, Hidayatullah menempati hampir seluruh Kabupaten di Irian Jaya. Saat ini dari 29 kabupaten yang ada di Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat, Hidayatullah berada di Jayapura, Biak, Timika, Serui, Nabire, Keroom, Waropen, Merauke, Sentani, Sorong, Fakfak, Raja Ampat, Kaimana, Manokwari, Bintuni, Sorong Selatan ditambah perintisan di Asmat, Enarotali dan Sarmi.
Dai Hidayatullah Sebatik : Membina “Warga Negara Tanpa Negara”
Berada di bilangan Sungai Nyamuk, Aji Kuning, Desa Sungai Pancang, Pondok Pesantren Hidayatullah Pulau Sebatik menempati posisi yang cukup menantang untuk menggalakkan dakwah Islam. Bisa dikatakan dakwah Islam di Sebatik masih jalan di tempat. Walaupun hampir 100 persen penduduknya muslim, tetapi tradisi kesyirikan berkembang subur. Hal ini terjadi karena minimnya tenaga dai. Keadaan ini yang kemudian membuat kegiatan pembinaan, pendidikan, dan dakwah menjadi tersendat.
Di desa Aji Kuning sedikitnya terdapat 300 kepala keluarga yang berada di daerah garis perbatasan Indonesia dan Malaysia. Di sini kita bisa menyaksikan rumah yang ruang tamunya berada di Indonesia, tapi dapurnya ada di Malaysia. Batas negara pun hanya berupa patok beton yang ditanam setinggi mata kaki. Karena itulah mereka sering disebut sebagai “warga negara tanpa negara”. Walaupun secara adminisratif mereka adalah warga negara Indonesia, tetapi hampir semua kebutuhannya tergantung kepada negara tetangga itu.
Geliat Dakwah di Bumi Cendrawasih
Hidayatullah mulai masuk Irian pada tahun 1989 di Manokwari dan Sorong. Dan sejak tahun 1992 dilakukankan pengiriman petugas ke Irian secara besar-besaran. Waktu itu sekitar tiga puluh orang yang terdiri 4 keluarga dan empat petugas bujang dikirim di pulau sarang OPM ini. Sebelum pemekaran wilayah pada tahun 2000, Hidayatullah menempati hampir seluruh Kabupaten di Irian Jaya. Saat ini dari 29 kabupaten yang ada di Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat, Hidayatullah berada di Jayapura, Biak, Timika, Serui, Nabire, Keroom, Waropen, Merauke, Sentani, Sorong, Fakfak, Raja Ampat, Kaimana, Manokwari, Bintuni, Sorong Selatan ditambah perintisan di Asmat, Enarotali dan Sarmi.
Dukung dakwah para dai nusantara melalui rekening donasi Bank Syariah Mandiri 7333-0333-07 a/n:Pos Dai Hidayatullah, BNI, no rek: 0254-5369-72 a/n: Yayasan Dakwah Hidayatullah Pusat Jakarta, Bank Muamalat no rek: 0002-5176-07 a/n: Yayasan Dakwah Hidayatullah Pusat Jakarta. Ikuti juga program dan kiprah dakwah dai lainnya serta laporan di portal www.posdai.com
sumber : www.posdai.com